HIV Self-Testing

HIV Self Testing (HIVST) adalah sebuah pilihan tes HIV yang mudah dan rahasia.

WHO merekomendasikan HIVST sebagai cara yang aman, akurat, dan efektif untuk menjangkau orang-orang yang mungkin tidak terjangkau, termasuk orang-orang dari populasi kunci, dan usia muda.

HIVST harus selalu ditawarkan sebagai pendekatan tes HIV. HIVST tidak merupakan alat diagnosis HIV. Hasil HIVST yang positif harus dirujuk ke layanan KTS dan harus ada keterlibatan komunitas dalam mengembangkan dan mengadaptasi HIVST di Indonesia.

Mengapa Perlu CBS?

  • CBS meningkatkan proporsi cakupan tes HIV.
  • Proporsi orang yang didiagnosis dan dikaitkan dengan perawatan dengan CBS sebanding dengan mereka yang melakukan tes berbasis layanan kesehatan.
  • Penyalahgunaan CBS dan bahaya sosial yang terkait dengan CBS jarang terjadi. Tidak ada bunuh diri yang dilaporkan.
  • CBS tidak meningkatkan perilaku berisiko seksual di antara pria yang berhubungan seks dengan pria.
  • Berbagai model pemberian layanan CBS dan alat pendukung terbukti efektif.
  • Banyak orang yang bersedia dan mampu melakukan CBS dengan dukungan minimal.
  • CBS dapat diterima dan layak dalam berbagai populasi

Prinsip CBS

CBS adalah suatu proses di mana seseorang mengumpulkan spesimennya (cairan oral) menggunakan tes HIV cepat sederhana dan kemudian melakukan tes dan menafsirkan hasil mereka dalam pengaturan pilihan yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Tes mandiri HIV harus ditawarkan sebagai opsi untuk layanan pengujian HIV berbasis klinik dan mobile clinic.

CBS adalah tes untuk triase dan tidak memberikan diagnosis HIV-positif yang pasti. Hasil CBS reaktif (positif) tidak setara dengan diagnosis HIV-positif. Semua hasil CBS reaktif perlu diikuti oleh pengujian lebih lanjut oleh petugas terlatih mengikuti algoritma KTS. Hasil CBS yang tidak reaktif harus dianggap sebagai HIV-negatif, tanpa perlu tes lebih lanjut. Hasil CBS yang tidak valid perlu mengulang tes menggunakan kit CBS lain atau tes di layanan KTS. Siapa pun yang tidak yakin tentang hasil CBS mereka harus didorong untuk melakukan tes HIV dari layanan KTS.

Petugas penjangkauan dapat melakukan CBS dengan andal dan akurat dan mencapai kinerja yang setara apabila dibandingkan dengan pekerja layanan kesehatan terlatih. Petugas KTS/konselor diperlukan untuk konfirmasi diagnosis tes HIV.

Dimana CBS Dapat Dilakukan?

  • Komunitas (event, campaign, outreach)
  • Layanan kesehatan (RS, puskesmas, klinik)
  • Order online
  • Distribusi sekunder (oleh petugas lapangan)
  • Apotek, minimarket
  • Layanan keagamaan
  • Tempat kerja (workplace)

Rujukan

Rujukan dengan layanan yang perawatan dan pengobatan setelah CBS sangat penting agar pogramberjalan efektif. Jumlah rujukan diantara mereka yang ditemukan positif melalui CBS, sama dengan jumlah rujukan mereka yang ditemukan positif melalui layanan HIV berbasis fasilitas standar.

Dukungan untuk meningkatkan rujukan dapat ditawarkan, misalnya: insentif, kunjungan rumah/rujukan langsung, pengingat/tindak lanjut telepon dan dukungan rujukan real-time virtual. Jika tersedia sumber daya, dukungan rujukan dapat dipertimbangkan untuk meningkatkan keterkaitan CBS dengan diagnosis dan pengobatan HIV.

Rencana Pengembangan CBS di Indonesia

  • Mengembangkan dukungan kebijakan, peraturan dan SOP
  • Implementasi CBS menjadi satu dengan framework kebijakan KTS nasional, dengan prioritas pada area dan populasi dimana terjadi gap pada cakupan tes HIV
  • Kolaborasi dan pelibatan penuh komunitas sehingga dapat memberikan model layanan CBS terbaik
  • Persiapan monitoring dan evaluasi CBS, termasuk bagaimana pencatanan dan pelaporannya.

Saat ini capaian program HIV ikut terpengaruh secara negatif. Strategi self-testing melalui skrining berbasis komunitas (CBS) adalah sebuah terobosan untuk dapat mempertahankan capaian tes HIV dan sekaligus mampu mengurangi risiko penularan HIV. Strategi CBS juga berpotensi untuk menjadi kebijakan strategis baru yang selanjutnya dapat mengurangi tingkat infeksi pada populasi kunci dan populasi lain yang terkena dampak di masa depan. Beberapa sumber daya yang saat ini telah tersedia untuk mengimplementasikan CBS di Indonesia, diantaranya termasuk dari Global Fund, UNFPA, Spiritia, dan PATH melalui inisiatif STAR 3.

Keluaran yang Diharapkan Dari CBS

  • Meningkatkan cakupan tes HIV pada populasi kunci
  • Meningkatkan diagnosis HIV dan meningkatkan identifikasi ODHA
  • Meningkatkan layanan pasangan ODHA
  • Menjangkau mereka yang belum pernah mengakses layanan HIV ataupun mereka yang terhalangi oleh permasalahan biaya untuk dapat mengakses layanan.

Konselor Marlo bisa bantu menjawab pertanyaan tentang bagaimana mengakses layanan HIV dan pengobatan HIV.

Konselor Marlo bisa membantumu untuk menjelaskan tentang informasi dasar HIV, tempat melakukan Tes HIV, dan hal lain yang berhubungan dengan HIV & AIDS.