Viral Load Yang Tidak Terdeteksi

Viral load adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah virus HIV dalam darah.

Poin-Poin Penting:

  • Pengobatan HIV yang efektif menghasilkan penurunan jumlah viral load.
  • Viral load yang tidak terdeteksi adalah tujuan dari pengobatan HIV.
  • Orang yang melakukan pengobatan HIV dengan efektif dan memiliki viral load tidak terdeteksi tidak akan menularkan HIV.

Viral load adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah virus HIV dalam darah. Semakin banyak HIV dalam darah (dan karenanya semakin tinggi viral load), maka semakin cepat jumlah CD4 akan turun, dan semakin besar risiko menjadi sakit karena HIV.

Jika ada sangat sedikit HIV dalam darah sehingga viral load ‘tidak terdeteksi’, maka tidak ada risiko penularan HIV, bahkan jika kondom tidak digunakan.

Tes viral load mengukur jumlah materi genetik HIV dalam sampel darah. Hasil tes viral load digambarkan sebagai jumlah salinan RNA HIV dalam satu mililiter darah. Tetapi dokter biasanya hanya akan berbicara tentang jumlah viral load dalam darah saja. Perubahan viral load bisa sangat besar, sehingga terkadang dikuantifikasi menggunakan pangkat sepuluh, atau ‘skala log’. Perubahan 1-log sama dengan perubahan 10 kali lipat (jadi 5.000 hingga 50.000 atau sebaliknya); perubahan 2-log adalah perubahan 100 kali lipat dan ditulis sebagai 10². Target pengobatan ARV adalah untuk menekan viral load menjadi bawah 1.000 kopi per mililiter.

Jumlah Viral Load Jika Tidak Menjalani Terapi ARV

Jika memungkinkan, dokter akan merekomendasikan pemeriksaan viral load kepada orang yang baru terdiagosa. Untuk keperluan pemantauan pengobatan, pemeriksaan viral load akan dilakukan setelah 6 bulan dan 12 bulan pengobatan, dan dilanjutkan setiap tahun sesudahnya. Viral load akan diperiksa setidaknya setahun sekali, dan akan diperiksa lebih sering jika seorang ODHIV memiliki gejala. Viral load dapat memberikan informasi penting tentang cara HIV dapat mempengaruhi kesehatan ODHIV jika dibiarkan tidak diobati. Di antara orang dengan jumlah CD4 yang sama, mereka dengan viral load yang tinggi cenderung kehilangan sel CD4 dan menjadi lebih cepat sakit.

Viral load juga menyediakan informasi tentang risiko penularan HIV saat berhubungan seks tanpa kondom. Semakin tinggi viral load, semakin besar kemungkinan ini terjadi.

Vaksinasi, seperti vaksin flu, dan infeksi dapat menyebabkan peningkatan sementara pada viral load. ODHIV dengan jumlah viral load meningkat setelah melakukan vaksinasi disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terkait apakah harus menunda tes viral load berikutnya. Kadang-kadang disarankan untuk menunggu setidaknya satu bulan setelah vaksinasi atau saat sembuh dari infeksi.

Jumlah Viral Load Jika Menjalani Terapi ARV

Viral load akan mulai turun setelah seseorang mulai mengikuti terapi antiretroviral. melakukan terapi ARV dengan cara yang benar, setiap hari, memberi peluang lebih baik untuk berhasil. Jika ODHIV mengalami kesulitan dalam menjalani perawatan, untuk alasan apa pun, sangat penting untuk berbicara dengan dokter yang ahli atau anggota tim kesehatan yang sangat paham tentang hal itu.

Dokter akan memeriksa viral load pada bulan ke enam dan ke dua belas setelah memulai pengobatan, dan setiap tahun sekali sesudahnya.

Nilai viral load ODHIV dalam waktu enam bulan setelah mulai ART merupakan indikator untuk menentukan apakah kombinasi obat anti-HIV yang dikonsumsi berhasil menekan jumlah virus hingga kadar tersupresi.

Tujuan pengobatan HIV adalah agar viral load tidak terdeteksi. Viral load seharusnya sudah turun ke tingkat yang tidak terdeteksi dalam tiga hingga enam bulan setelah mulai ART. Jika ini tidak terjadi, dokter akan berbicara tentang kemungkinan alasan gagalnya pengobatan dan mendiskusikan apa yang harus dilakukan selanjutnya.

Ketika ODHIV memiliki viral load yang tidak terdeteksi, viral load tersebut akan dipantau setiap enam bulan. Jika ODHIV memiliki viral load tidak terdeteksi selama beberapa waktu dan melakukan pengobatan dengan baik, dokter mungkin menawarkan opsi untuk mengukur viral load setiap tahun sekali.

Viral Load Yang Tidak Terdeteksi

Tes yang paling umum digunakan mungkin memiliki batas deteksi 20, 40, atau 50 lebih rendah. Di beberapa negara, batas deteksi tes yang lebih rendah mungkin 200 copy/ml.

Dalam penelitian yang menunjukkan “U=U“, singkatan dari undetectable = untransmittable, yaitu tidak terdeteksi = tidak dapat menularkan, ambang yang digunakan adalah 200. Jika ODHIV mempertahankan viral load di bawah 200 selama setidaknya enam bulan dan terus memiliki kepatuhan yang baik, tidak ada risiko menularkan HIV ke pasangan seksual.

Cara pelaporan hasil tes dapat bervariasi. Hasil tes ODHIV mungkin dilaporkan sebagai “<20”, “<50”, “<200”, “tidak terdeteksi”, “target tidak terdeteksi”, “di bawah batas deteksi” atau “nol”.

Tetapi hanya karena tingkat HIV terlalu rendah untuk diukur, itu tidak berarti bahwa HIV telah sepenuhnya hilang dari tubuh kita. Mungkin masih ada di dalam darah, tetapi dalam jumlah yang terlalu rendah untuk diukur. Tes viral load hanya mengukur tingkat HIV dalam darah, yang mungkin berbeda dari viral load di bagian lain tubuh kita, misalnya dalam cairan genital, usus, atau kelenjar getah bening.

Mengapa Memiliki Jumlah Viral Load yang Tidak Terdeteksi Itu Baik

Ada beberapa alasan mengapa sangat penting untuk memiliki jumlah viral load yang tidak terdeteksi. Pertama, karena sistem kekebalan tubuh kita dapat pulih dan menjadi lebih kuat, itu berarti kita memiliki risiko yang sangat rendah untuk menjadi sakit karena HIV. Ini juga mengurangi risiko kita terkena beberapa penyakit serius lainnya juga. Ada beberapa bukti bahwa HIV (terutama viral load yang lebih tinggi) dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (penyakit seperti penyakit jantung dan stroke).

Kedua, memiliki viral load yang tidak terdeteksi berarti risiko HIV menjadi resistan terhadap obat anti-HIV yang digunakan menjadi sangat kecil. Akhirnya, memiliki viral load yang tidak terdeteksi berarti ODHIV tidak akan menularkan HIV selama berhubungan seks.

Viral Load Yang Terdeteksi Walau Sudah Menjalankan Terapi ARV

Jika jumlah viral load tidak turun hingga tidak terdeteksi dalam tiga hingga enam bulan setelah memulai pengobatan HIV, maka dokter akan mengevaluasi perawatan saat ini. Mereka mungkin mengajukan beberapa pertanyaan terperinci tentang bagaimana dan kapan kita menggunakan obat anti-HIV dan apakah kita telah menggunakan obat lain – termasuk resep, obat bebas, herbal, atau narkoba – pada saat yang sama. Ini disebakan karena tidak menggunakan pengobatan secara teratur, atau interaksi dengan obat lain, dapat menyebabkan tingkat obat anti-HIV dalam tubuh menjadi terlalu rendah untuk bekerja efektif.

ODHIV dengan permasalahan di atas mungkin disarankan untuk melakukan tes darah untuk melihat tingkat obat anti-HIV dalam darah dan untuk melihat apakah HIV dalam tubuh telah berkembang menjadi resisten terhadap obat apa pun.

Kemudian dokter akan membahas beberapa opsi terkait viral load, termasuk mengganti obat anti-HIV untuk menemukan kombinasi yang cocok untuk dikonsumsi.

Memiliki viral load yang terdeteksi saat ODHIV sudah melakukan pengobatan HIV bisa berarti bahwa HIV dalam darah mungkin menjadi resistan, tidak hanya terhadap obat anti-HIV yang sudah digunakan, tetapi juga terhadap obat anti-HIV serupa lainnya.

Jika ODHIV menggunakan pengobatan HIV dan memiliki viral load tidak terdeteksi, dan kemudian melakukan tes yang menunjukkan viral load terdeteksi, perlu dilakukan tes lain untuk mengkonfirmasi hasilnya. Mungkin ini yang biasanya disebut viral load “blip” atau peningkatan sementara.

Jika tes masih menunjukkan viral load terdeteksi, ODHIV mungkin perlu mengubah pengobatan HIV yang sedang dijalani. Dokter akan mendiskusikan berapa pilihan terbaik.

Viral Load “Blip”

Orang dengan viral load yang tidak terdeteksi terkadang mengalami apa yang disebut ‘blips’ (peningkatan sementara) dalam viral load mereka. Viral load mereka meningkat dari tingkat tidak terdeteksi menjadi rendah tetapi terdeteksi sebelum menjadi tidak terdeteksi lagi pada tes berikutnya.

Viral load blips tidak selamanya menunjukkan kegagalan pengobatan HIV. Ada sejumlah teori tentang alasan blip ini, termasuk variasi dalam proses laboratorium, atau memiliki infeksi seperti pilek atau flu.

Jika viral load tetap terdeteksi pada dua tes berturut-turut, atau mungkin jika ODHIV memiliki hasil ‘blip’ yang cukup sering, dokter akan membahas kemungkinan penyebab dan apakah ODHIV perlu mengubah terapi pengobatannya.

Viral Load Dan Penularan HIV Secara Seksual

Jika ODHIV memiliki viral load yang tinggi dalam darah, maka mungkin juga dia memiliki viral load yang tinggi dalam cairan tubuh lain, termasuk air mani atau cairan vagina. Dalam beberapa minggu pertama setelah tertular HIV, viral load biasanya sangat tinggi. Orang dengan viral load tinggi lebih menular dan dapat menularkan HIV dengan lebih mudah. Di sisi lain, jika HIV dalam darah tidak terdeteksi, kemungkinan tidak terdeteksi dalam air mani, cairan vagina, atau dubur juga.

Perlu diingat bahwa memiliki viral load yang tidak terdeteksi berarti tidak akan menularkan HIV saat berhubungan seks.

Pada 2011, dilakukan uji coba ilmiah skala besar dan menemukan hasil bahwa pengobatan HIV mengurangi risiko penularan HIV ke pasangan heteroseksual reguler sebesar 96%. Satu-satunya alasan itu bukan 100% adalah bahwa satu orang dalam uji tersebut tertular HIV, tetapi penularan itu terjadi hanya beberapa hari sebelum atau setelah pasangan mereka memulai pengobatan.

Hasil akhir dari studi tersebut bernama PARTNER 1 dan PARTNER 2 diumumkan masing-masing pada tahun 2016 dan 2018. Kedua studi tersebut merekrut 972 pasangan homoseksual dan 516 pasangan heteroseksual di mana satu pasangan memiliki HIV dan yang lainnya tidak. Selama penelitian, pasangan gay melakukan 77.000 tindakan seks penetrasi tanpa kondom, dan pasangan heteroseksual 36.000 tindakan. Penelitian PARTNER tidak menemukan satu pun penularan HIV dari pasangan HIV-positif yang memiliki viral load tidak terdeteksi (di bawah 200).

Pada tahun 2017, penelitian serupa secara eksklusif terhadap 343 pasangan pria gay, bernama Opposites Attract, juga tidak menemukan penularan dari pasangan dengan viral load tidak terdeteksi dalam 17.000 tindakan seks anal tanpa kondom.

Banyak orang dengan HIV dengan jumlah viral load tidak terdeteksi tidak menularkan HIV. Hal ini merupakan manfaat yang sangat penting dari pengobatan HIV sehingga menghapus kecemasan terhadap penularan. Viral load menjadi sebuah ukuran terhadap kemungkinan infeksi saat melakukan hubungan seks.

Jika ODHIV ingin berhenti menggunakan kondom untuk tujuan tertentu, misalnya untuk program kehamilan, penting untuk menunggu enam bulan setelah tes viral load pertama yang tidak terdeteksi, untuk memastikan bahwa pengobatannya berhasil. Penting juga untuk membahas masalah ini dengan seksama dengan pasangan dan memastikan mereka juga nyaman dengan keputusan tersebut. Menjelaskan apa arti viral load yang tidak terdeteksi dapat mengurangi kecemasan pasangan HIV-negatif tentang penularan HIV, tetapi informasi ini harus dibahas dengan bijak karena mungkin ini merupakan hal baru bagi mereka.

Perlu diingat, walau pengobatan HIV dan viral load yang tidak terdeteksi akan melindungi pasangan dari HIV, namun tidak melindungi mereka dari infeksi menular seksual (IMS) lainnya. Selain itu, di beberapa negara, seks tanpa kondom tanpa mengungkapkan status HIV merupakan pelanggaran pidana, terlepas dari kemungkinan penularan HIV.

Jika kita menggunakan pengobatan HIV untuk mencegah penularan seksual, disarankan untuk memeriksakan viral load setiap enam bulan di tahun pertama pengobatan dan setiap tahun sesudahnya. Ini untuk memeriksa apakah viral load kita masih tidak terdeteksi.

Melihat CD4 dan Viral Load Bersamaan

Jika saat ini seorang ODHIV tidak menggunakan pengobatan HIV, mengecek viral load dan jumlah CD4 dapat membantu memprediksi risiko sakit karena HIV di masa depan. Walaupun jumlah CD4 adalah indikator utama yang akan digunakan dokter untuk membantu memantau kesehatan sistem kekebalan, tes viral load juga dapat memberikan informasi penting.

Di antara orang dengan jumlah CD4 yang sama, penelitian menunjukkan bahwa mereka dengan viral load yang lebih tinggi cenderung mengembangkan gejala penyakit lebih cepat daripada mereka yang memiliki viral load lebih rendah.

Selain itu, di antara orang dengan viral load yang sama, mereka dengan jumlah CD4 yang lebih rendah cenderung menjadi lebih cepat sakit.

Sumber: Viral Load Dan Terapi ARVViral Load Yang Tidak Terdeteksi, Viral Load Dan Penularan HIV Secara Seksual

Konselor Marlo bisa bantu menjawab pertanyaan tentang bagaimana mengakses layanan HIV dan pengobatan HIV.

Konselor Marlo bisa membantumu untuk menjelaskan tentang informasi dasar HIV, tempat melakukan Tes HIV, dan hal lain yang berhubungan dengan HIV & AIDS.