Photo By Prostock-studio – Envato
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Ada suatu kondisi yang dinamakan kecanduan seks atau hiperseksual, yang ditujukan kepada mereka yang melakukan hubungan seks dengan intensitas lebih tinggi dari orang normal, atau yang terlalu sering berkhayal tentang seks.
Kenapa sih mereka bisa mengalami kecanduan seks? Penyebabnya bermacam-macam, seperti aktivitas pornografi, masturbasi, seks dengan banyak pasangan atau FWB, dan lain-lain.
Menurut situs Psychology Today, aktivitas-aktivitas ini dapat mengakibatkan gangguan dalam berbagai sektor kehidupan, seperti pekerjaan dan hubungan percintaan. Para ahli psikologi menggolongkan perilaku hiperseksual sebagai kegiatan seksual yang dilakukan secara ekstrem, membahayakan dan berdampak negatif.
Apakah hiperseksual bisa disembuhkan? Bisa! Dengan psikoterapi, obat-obatan dan kelompok swadaya atau pendukung.
Apa sih ciri-ciri seseorang yang menderita gangguan hiperseksual?
Petama, dalam kurun waktu 6 bulan mengalami tiga dari lima kriteria berikut secara intens dan berulang:
- Fantasi, dorongan, dan kegiatan seksual yang berlebihan sehingga mengganggu kegiatan sosial sehari-hari.
- Menjadikan fantasi seksual, dorongan seksual, dan kegiatan seksual sebagai pengalihan dari stres dan tekanan hidup.
- Berulang kali gagal dalam mengurangi fantasi, dorongan, dan kegiatan seksual.
- Terlibat berulang kali dalam fantasi seksual, dorongan, maupun kegiatannya dalam menanggapi suasana hati (contoh: kecemasan, depresi, rasa bosan, dan rasa marah).
- Melakukan aktivitas seksual namun dengan mengabaikan bahaya yang ditimbulkan pada diri sendiri maupun orang lain, baik secara fisik maupun emosional.
Kedua, mengalami tekanan dalam kehidupan sosial yang terkait dengan frekuensi dan intensitas berfantasi seksual, memunculkan dorongan, atau berperilaku seksual.
Ketiga, fantasi, dorongan, dan perilaku seksual ini bukan berasal dari efek zat eksogen, seperti narkoba atau obat-obatan lainnya.
Anak-anak atau remaja dapat mengalami peningkatan perilaku seksual yang tidak sesuai dengan perkembangannya, karena pengalaman traumatis, tekanan, atau penyakit mental lainnya. Sementara itu, belum ada definisi standar untuk hiperseksualitas pada anak-anak. Anak-anak yang pernah mengalami pelecehan seksual bisa menyebabkan peningkatan perilaku seksual bagi mereka. Sedangkan perilaku seksual yang beresiko tinggi bisa dikaitkan dengan faktor sosial mereka, seperti keluarga yang berantakan dan tekanan sosial di masyarakat.
Apakah hiperseksual bisa disembuhkan? Bisa! Dengan psikoterapi, obat-obatan dan kelompok swadaya atau pendukung. Tujuan utama perawatan ini adalah membantu penderita untuk mengelola dorongan dan mengurangi perilaku berlebihan sambil mempertahankan aktivitas seksual yang sehat.