Image by Freepik
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Tak dipungkiri bahwa banyak orang termasuk kita, mungkin menikmati berhubungan seks anal. Meski demikian, seks anal harus tetap dilakukan dengan cara yang aman.
Seks anal adalah istilah yang digunakan untuk setiap aktivitas seksual yang melibatkan anus. Area pada anus penuh dengan ujung saraf, membuatnya sangat sensitif, dan banyak orang menganggap seks anal menyenangkan. Diperkirakan 90% lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL) dan sebanyak 5% hingga 10% perempuan yang aktif secara seksual melakukan hubungan seks anal.
Risiko Seks Anal
Seperti banyak bentuk seks lainnya, seks anal memiliki risiko. Risiko dapat dikurangi dengan merencanakan dan berkomunikasi dengan pasangan kamu, dan kalian pun bisa menikmati keintiman.
Seks anal adalah istilah yang digunakan untuk setiap aktivitas seksual yang melibatkan anus
Risiko yang harus diperhatikan antara lain:
- Lapisan anus lebih tipis dari vagina, dan tidak memiliki pelumasan alami. Itu membuatnya jauh lebih rentan untuk robek, luka dan kemudian berdarah. Hal itu juga dapat memungkinkan virus dan bakteri masuk ke aliran darah. Ini dapat mencakup infeksi menular seksual, seperti HIV. Penelitian menunjukkan bahwa pajanan HIV melalui dubur menimbulkan risiko 30 kali lebih besar bagi pasangan penerima dibandingkan pajanan melalui vagina.
- Hubungan seks anal juga dapat meningkatkan risiko terkena human papillomavirus (HPV). HPV juga dapat menyebabkan perkembangan kutil dubur dan kanker dubur. Menggunakan pelumas dapat membantu, tetapi tidak sepenuhnya mencegah robekan.
- Jaringan di dalam anus tidak terlindungi sebaik kulit di luar anus. Jaringan eksternal kita memiliki lapisan sel mati yang berfungsi sebagai penghalang dan pelindung terhadap infeksi. Jaringan di dalam anus tidak memiliki perlindungan alami ini, sehingga rentan terhadap robekan dan penyebaran infeksi.
- Anus dirancang untuk menahan kotoran. Anus dikelilingi oleh otot seperti cincin, yang disebut sfingter ani, yang mengencang setelah kita buang air besar. Saat otot kencang, penetrasi anus bisa terasa menyakitkan dan sulit. Seks anal berulang dapat melemahkan sfingter anal, sehingga sulit menahan feses sampai kamu bisa ke toilet. Latihan kegel untuk memperkuat sfingter dapat membantu mencegah atau memperbaikinya.
- Anus penuh dengan bakteri. Bakteri yang biasanya ada di anus berpotensi menginfeksi pasangan pemberi. Melakukan hubungan seks vaginal setelah seks anal juga dapat menyebabkan infeksi vagina dan saluran kemih.
Ada hal lain yang perlu diperhatikan juga:
- Meskipun cedera serius akibat seks anal jarang terjadi, hal itu bisa saja terjadi. Pendarahan setelahnya bisa disebabkan wasir atau robekan, atau sesuatu yang lebih serius seperti perforasi (lubang) pada usus besar. Ini adalah masalah berbahaya yang membutuhkan perhatian medis segera.
- Seks anal juga meningkatkan kemungkinan kamu mengalami fisura anus. Fisura adalah robekan pada jaringan anus.
- Kontak oral dengan anus dapat membuat kedua pasangan berisiko terkena hepatitis, herpes, HPV, dan infeksi lainnya.
Cara melakukan seks anal yang aman
Gunakan kondom untuk melindungi dari penyebaran infeksi dan penyakit. Kiat lainnya termasuk:
- Bersihkan anus dengan baik sebelum kamu berhubungan seks. Enema, atau douche anal, dapat membersihkan anus kamu. Pastikan kamu bertanya kepada dokter sebelum melakukan enema untuk memastikan kamu melakukannya dengan aman.
- Jika menggunakan tangan, pastikan kuku kamu pendek dan bersih sebelum melakukan seks anal.
- Setelah melakukan seks anal, ganti kondom sebelum melakukan seks oral atau vaginal. Kamu juga dapat menggunakan bendungan gigi, lembaran lateks atau poliuretan yang diletakkan di antara mulut dan anus pasangan kamu.
- Gunakan banyak pelumas untuk mengurangi risiko robekan jaringan. Dengan kondom lateks, selalu gunakan pelumas berbahan dasar air.
- Bersantai sebelum melakukan seks anal dapat membantu menurunkan risiko luka dan pendarahan. Ingat, mandi air hangat dapat membantu.
- Hentikan jika kegiatan seks anal tersebut menjadi menyakitkan.
- Jika kamu mengalami pendarahan setelahnya, atau melihat luka atau benjolan di sekitar anus atau cairan yang keluar darinya, temui dokter sesegera mungkin.
- Jika kamu berisiko tinggi terhadap HIV, dokter dapat meresepkan obat harian yang disebut profilaksis pra pajanan (PrEP) untuk menurunkan peluang kamu tertular. Ingat, kamu tetap perlu memakai kondom untuk melindungi diri dari infeksi menular seksual (IMS) lainnya.
- Bersikaplah terbuka dan jujur dengan pasangan. Komunikasi adalah kunci untuk pengalaman yang aman dan menyenangkan.
- Setelah berhubungan, bersihkan dengan sabun lembut dan air untuk membantu mencegah infeksi. Kamu juga bisa mengoleskan krim berbahan dasar air untuk membantu meredakan nyeri di bagian anus.
Sumber: Anal Sex Safety: What to Know