Photo By wirestock – Envato
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Mungkin pernah mendengar poppers, yaitu adalah obat rekreasional yang mengandung alkil nitrit — sering juga disebut sebagai chemical sex atau chemsex. Produk ini digunakan untuk relaksasi otot dan aphrodisia. Di kalangan penggemar kegiatan seksual, poppers sering digunakan baik oleh lelaki maupun perempuan untuk meningkatkan gairah seks dan kepuasan saat orgasme. Bagi kaum lelaki, obat ini juga bisa memperpanjang waktu ereksi. Efek lain dari poppers adalah melemaskan otot-otot di sekitar anus, sehingga cukup populer di kalangan kelompok homoseksual yang sering melakukan seks anal.
Menggunakan poppers ternyata dapat menyebabkan kadar oksigen rendah, kesulitan bernapas, dan pingsan. Dalam kasus yang parah atau tidak diobati, kematian juga dapat terjadi. Makanya, di Amerika Serikat, Lembaga Pengawas Obat dan makanan setempat (FDA), telah memperingatkan konsumen untuk tidak menggunakan produk ini.
Jika tertelan atau terhirup, meski dalam jumlah kecil, poppers dapat menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa yang disebut methemoglobinemia.
Pada Juni 2020, FDA mengeluarkan peringatan tentang bahaya poppers. Populer di komunitas LGBTQ, poppers telah digunakan sejak tahun 1970-an sebagai obat rekreasi, untuk tujuan relaksasi otot dan peningkatan gairah seksual. Poppers mengandung senyawa nitrit organik seperti amil nitrit, isopropil nitrit, dan isobutil nitrit.
Saat ini, poppers dapat dibeli secara online, dan sering dijual dalam botol 10-15 mL dengan nama merek termasuk “Rush”, “Jungle Juice”, atau “Liquid Gold”. Sayangnya, banyak pengguna poppers yang tidak menyadari potensi efek berbahayanya.
Jika tertelan atau terhirup, meski dalam jumlah kecil, poppers dapat menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa yang disebut methemoglobinemia. Methemoglobinemia menyebabkan penurunan pengiriman oksigen ke jaringan dan organ tubuh. Pasien yang terkena methemoglobinemia sering memiliki kadar oksigen rendah dan mungkin merasa pusing atau nyeri dada, kesulitan bernapas, atau sakit kepala. Dalam kasus yang parah, kematian dapat terjadi. Ada sih penangkal methemoglobinemia, tetapi hanya tersedia di rumah sakit.
Penggunaan poppers juga diketahui menyebabkan masalah mata, termasuk perubahan penglihatan, sensitivitas cahaya, dan bintik buta. Selain itu, poppers mungkin mengandung bahan selain nitrit yang dapat merusak kulit. Ada kasus ruam dan luka yang terjadi setelah bocornya cairan poppers ke kulit.
Jadi, sebelum kamu memutuskan menggunakan poppers atau tidak, harap dipikirkan baik-baik ya!