Photo By tehcheesiong – Envato
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Orang dengan sindrom penis kecil mengalami kecemasan terus-menerus terkait ukuran penis mereka. Orang-orang ini khawatir penis mereka terlalu kecil atau orang lain akan menilai mereka karena ukurannya. Nah, beberapa dokter menyebut sindrom penis kecil sebagai gangguan dismorfik penis dan memasukkan PDD sebagai varian dari gangguan dismorfik tubuh (BDD).
Apa itu sindrom penis kecil?
Orang dengan sindrom penis kecil atau Penile dysmorphic disorder (PDD) merasa sangat cemas tentang ukuran penis mereka. Padahal, memiliki penis kecil bukanlah diagnosis medis. Sangat jarang, penis seseorang cukup kecil untuk mengganggu fungsi seksual kita, dan dokter akan menyebutnya sebagai mikropenis. Orang dengan mikropenis memiliki penis yang setidaknya standar deviasi 2,5 lebih kecil dari ukuran penis rata-rata.
Orang dengan sindrom penis kecil atau Penile dysmorphic disorder (PDD) merasa sangat cemas tentang ukuran penis mereka.
PDD sendiri adalah sejenis Body dysmorphic disorder (BDD), yaitu kelainan yang mengubah persepsi seseorang tentang tubuhnya. BDD dapat memicu kecemasan yang luar biasa pada seseorang tentang penampilannya.
Orang dengan PDD merasa malu dan cemas tentang ukuran penis. Mereka mungkin salah mengira bahwa mereka memiliki mikropenis, meskipun ukuran penis mereka normal.
Statistik ukuran penis rata-rata
Perkiraan ukuran penis rata-rata bervariasi. Banyak orang percaya bahwa ukuran penis yang normal adalah 6 inci atau kurang lebih 15,2 cm. Pemahaman itu salah dan menyesatkan, dan berpotensi memicu kecemasan pada mereka yang khawatir memiliki penis kecil.
Sebuah Analisis Data di tahun 2014, dari 15.521 pria menemukan hal berikut tentang ukuran penis:
- Panjang rata-rata penis yang tidak ereksi adalah 9,16 cm.
- Panjang penis ereksi rata-rata adalah 13,12 cm.
- Penis yang lebih panjang dari 15 cm saat ereksi jarang terjadi, dengan panjang penis ini jatuh pada persentil ke-90.
- Penelitian lain telah berusaha untuk mengukur apa yang dianggap sebagai mikropenis. Sebuah studi tahun 2014 mendefinisikan mikropenis sebagai penis yang panjangnya kurang dari 7 cm saat lembek dan meregang.
Selanjutnya, penelitian pada lebih dari 52.000 pria dan perempuan heteroseksual menemukan bahwa 85 persen perempuan merasa puas dengan ukuran penis pasangannya. Sebagai perbandingan, hanya 55 persen pria yang puas dengan ukuran penis mereka.
Adalah umum bagi orang untuk kadang-kadang khawatir bahwa penis mereka mungkin tidak cukup besar, terutama ketika mereka melihat pornogratif atau iklan tentang “kejantanan” misalnya.
Namun, orang dengan sindrom penis kecil secara obsesif mengkhawatirkan ukuran penis.
Beberapa gejala sindrom penis kecil atau PDD meliputi:
- terus-menerus membandingkan ukuran penis mereka dengan orang lain, termasuk yang ada di media pornografi
- keyakinan bahwa penis itu luar biasa kecil, meskipun bukti menujukkan sebaliknya
- persepsi yang menyimpang terhadap ukuran penis
- menempatkan nilai yang sangat tinggi pada ukuran penis
- merasa malu terhadap ukuran penisnya
- kesulitan berhubungan seks dengan pasangan karena kecemasan terhadap ukuran penis
- berkurangnya fungsi seksual, termasuk ereksi atau orgasme.
Beberapa orang dengan sindrom penis kecil memiliki gejala BDD lainnya. Ini mungkin termasuk:
- Terlalu obsesif dengan penampilan
- perilaku berulang atau kompulsif yang berkaitan dengan penampilan, seperti berdandan atau membeli pakaian
- tekanan kronis terhadap penampilan
- depresi atau kecemasan pada penampilan.
Meskipun sindrom penis kecil dan BDD mungkin tampak sebagai kondisi yang sama, ada perbedaan mendasar. Sindrom penis kecil bukanlah diagnosis medis, sedangkan dokter dapat mendiagnosis seseorang menderita BDD.
Untuk orang dengan kecemasan ringan hingga sedang terhadap ukuran penis, meneliti data ukuran penis rata-rata atau bertanya kepada dokter tentang mikropenis dapat membantu.
Jika seseorang khawatir terhadap kinerja seksual, mereka mungkin menemukan kenyamanan dari kepastian dan dukungan pasangan. Penelitian menunjukkan bahwa mayoritas wanita heteroseksual puas dengan ukuran penis pasangannya, loh.
Perawatan medis juga dapat membantu pria dengan BDD atau kecemasan pada ukuran penis. Beberapa opsi perawatan meliputi:
- Terapi perilaku kognitif atau Cognitive behavioural therapy (CBT). Jenis terapi ini membantu orang memahami bagaimana pikiran mereka memengaruhi perasaan dan perilaku mereka, dan ini dapat membantu mereka menemukan cara untuk mengurangi kecemasan.
- Memahami dan mengatasi pemicu. Bagi sebagian orang, pemicu tertentu, seperti pornografi atau masalah hubungan, dapat menyebabkan kecemasan ukuran penis. Beberapa orang dapat mengurangi gejala dengan mengidentifikasi pemicunya dan bekerja untuk mengelolanya.
- Terapi seks atau konseling pasangan. Ketika kecemasan ukuran penis memengaruhi hubungan atau kemampuan seseorang untuk berhubungan seks, terapi dapat membantu pasangan bekerja sama untuk mengatasi kecemasan tersebut.
Nah ingat ya, kecemasan yang berkaitan dengan ukuran penis bisa membuat frustasi, dan itu bisa memengaruhi harga diri dan hubungan. Kesalahpahaman tentang ukuran penis dapat membuat orang percaya bahwa penis mereka lebih kecil dari kebanyakan orang lain, bahkan ketika ukurannya sebetulnya berada dalam kisaran rata-rata. Pendidikan seks, dukungan dari pasangan, dan perawatan yang tepat dapat membantu penderita sindrom penis kecil dan penderita BDD mengelola kecemasannya.