Photo By towfiqu98 – Envato
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Apakah kamu sering berpikir kalau kamu membenci dirimu sendiri? Jika kamu dipenuhi dengan perasaan membenci diri sendiri, kamu tentu tahu betapa frustrasinya perasaan itu. Kebencian pada diri sendiri tidak hanya membatasi apa yang dapat kamu capai dalam hidup, tetapi juga memperburuk kondisi kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi.
Untuk mengatasi perasaan benci pada diri sendiri, penting untuk mengenali tanda dan gejalanya, memahami penyebab dan pemicu yang mendasarinya, menyadari efek kuatnya pada hidup kita, dan terakhir, membuat rencana untuk mengatasi perasaan benci kepada diri sendiri dan kembangkan keterampilan mengatasi perasaan tersebut dengan cara yang sehat untuk merasa lebih baik.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang mengalami kebencian pada diri sendiri akan memiliki pengalaman hidup yang sama.
Tanda-tanda Benci pada Diri Sendiri
Di bawah ini adalah beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kamu mungkin hidup dengan kebencian pada diri sendiri, selain sesekali berbicara negatif pada diri sendiri.
- Merasa pasrah. Kamu melihat diri sendiri sebagai baik atau buruk, tanpa ada bayangan abu-abu di antaranya. Jika kamu membuat kesalahan, kamu merasa seolah-olah semuanya hancur atau kamu telah gagal.
- Fokus pada hal negatif: Bahkan jika kamu mengalami hari yang baik, kamu cenderung berfokus pada hal-hal buruk yang terjadi atau apa yang salah.
- Kamu menganggap perasaan sebagai fakta. Jika kamu memperhatikan bahwa kamu merasa buruk atau seperti orang gagal, itu berarti perasaanmu mencerminkan kebenaran situasi dan bahwa kamu memang sebenarnya buruk.
- Harga diri rendah: Kamu umumnya memiliki harga diri yang rendah ketika membandingkan diri dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
- Mencari persetujuan: Kamu terus mencari persetujuan dari orang lain untuk memvalidasi harga dirimu. Pendapatmu terhadap diri sendiri berubah tergantung pada bagaimana orang lain menilai atau apa yang mereka pikirkan tentangmu.
- Tidak dapat menerima pujian: Jika seseorang mengatakan sesuatu yang baik tentangmu, maka kamu mengabaikan apa yang dikatakan mereka atau berpikir bahwa mereka hanya bersikap baik. Kamu kesulitan menerima pujian dan cenderung menepisnya alih-alih menerimanya dengan ramah.
- Kamu selalu merasa seperti orang luar dan selalu berusaha menyesuaikan diri dengan orang lain. Kamu merasa seolah-olah orang lain tidak menyukaimu dan tidak mengerti mengapa mereka ingin menghabiskan waktu bersamamu atau benar-benar menyukaimu.
- Kamu mengalami kesulitan ketika seseorang menawarkan kritik, dan cenderung menganggapnya sebagai serangan pribadi.
- Sering merasa iri pada orang lain, dan tak jarang menghindari seseorang demi bisa menganggap kehidupanmu lebih baik.
- Takut pada hubungan positif: Kamu mungkin menjauhi teman atau calon pasangan karena takut ketika seseorang terlalu dekat, dan percaya bahwa itu akan berakhir buruk atau kamu akan berakhir sendirian.
- Mengasihani diri sendiri: Kamu memiliki kecenderungan untuk mengasihani diri sendiri dan merasa seolah-olah telah diperlakukan dengan buruk dalam hidup, atau bahwa segala sesuatu bersekongkol melawanmu.
- Takut bermimpi besar: Kamu takut memiliki impian dan cita-cita dan merasa takut gagal, takut sukses, atau memandang rendah dirimu, terlepas dari apa yang sudah kamu capai.
- Keras pada diri sendiri: Jika kamu melakukan kesalahan, kamu akan kesulitan memaafkan diri sendiri. Kamu mungkin juga menyesali hal-hal yang telah dilakukan di masa lalu atau gagal melakukannya. Kamu mungkin kesulitan melepaskan dan melewati kesalahan masa lalu.
- Kamu melihat dunia dengan cara yang sangat sinis dan membenci dunia tempatmu tinggal. Kamu merasa seolah-olah mereka yang berpandangan positif adalah orang-orang yang naif. Kamu tidak melihat hal-hal menjadi lebih baik dan memiliki pandangan hidup yang sangat suram.
Penyebab Kebencian pada Diri Sendiri
Jika tanda-tanda itu terdengar sangat familiar, kamu mungkin bertanya-tanya mengapa kamu membenci diri sendiri? Di bawah ini adalah beberapa kemungkinan penyebab yang perlu dipertimbangkan.
Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang yang mengalami kebencian pada diri sendiri akan memiliki pengalaman hidup yang sama. Pertimbangkan keadaan unik dirimu dan apa yang mungkin membawa kamu ke titik ini.
Kritik Batin Negatif
Jika kamu berpikir “Saya membenci diri saya sendiri”, kemungkinan besar kamu memiliki kritik batin yang negatif yang terus-menerus merendahkanmu. Suara kritis ini mungkin membandingkanmu dengan orang lain atau memberi tahu bahwa kamu tidak cukup baik. Kamu mungkin merasa seolah-olah berbeda dari orang lain dan pikiran-pikiran ini mungkin membuatmu merasa seperti orang buangan.
Kritikus batin seperti musuh yang berniat merusak kesuksesanmu. Suara di kepalamu dipenuhi dengan kebencian terhadap diri sendiri, dan juga dapat berkembang menjadi paranoia dan kecurigaan jika kamu mendengarkan cukup lama. Pengkritik batin tidak ingin kamu mengalami kesuksesan, bahkan akan menjatuhkanmu ketika mencapai sesuatu yang baik.
Berikut ini adalah beberapa hal yang mungkin dikatakan oleh kritikus batinmu:
“Kamu pikir kamu siapa yang bisa melakukan itu?”
“Kamu tidak akan pernah berhasil, tidak peduli seberapa keras kamu mencoba.”
“Kamu akan mengacaukan ini sama seperti kamu mengacaukan yang lainnya.”
“Kenapa orang seperti itu menyukaimu? Pasti ada motif tersembunyi.”
“Kamu tidak bisa mempercayai siapa pun. Mereka hanya akan mengecewakanmu.”
Jika kamu memiliki suara di kepala semacam ini, kamu mungkin mempercayai begitu saja bahwa jenis pemikiran kritis ini adalah suatu kebenaran. Jika suara itu memberi tahu bahwa kamu tidak berharga, bodoh, atau tidak menarik, maka kamu mungkin akhirnya akan mempercayai hal-hal itu. Dengan adanya pemikiran tersebut, muncul keyakinan bahwa kamu tidak layak untuk dicintai, sukses, percaya diri, atau kesempatan untuk melakukan kesalahan.
Semakin sering mendengarkan dan menuruti suara batin yang kritis itu, maka semakin besar kekuatan yang kamu berikan padanya. Selain itu, kamu mungkin akhirnya mulai memproyeksikan ketidakamanan diri sendiri kepada orang lain, membuat kamu paranoid, curiga, dan tidak dapat menerima cinta dan kebaikan. Jika ini terdengar seperti keadaanmu saat ini, kemungkinan besar kamu telah terlalu lama mendengarkan kritik batin negatif.
Dari mana kritik batin negatif itu berasal? Kecil kemungkinan kamu mengembangkan suara itu di kepala sendirian. Sebaliknya, paling sering kritik batin negatif muncul dari pengalaman hidup negatif masa lalu. Hal ini bisa berupa pengalaman masa kanak-kanak dengan orang tua, intimidasi dari teman sebaya, atau bahkan hasil dari hubungan yang buruk.
Pengalaman Masa Kecil
Apakah kamu tumbuh dengan orang tua yang gemar mengkritik? Atau apakah kamu memiliki orang tua yang tampak stres, marah, atau tegang?
Jika demikian, kamu mungkin telah belajar untuk diam dan menekan semua perasaan. Pengalaman atau trauma masa kanak-kanak seperti pelecehan, pengabaian, terlalu dikendalikan, atau dikritik, semuanya dapat mengarah pada perkembangan suara hati yang negatif.
Hubungan yang Buruk
Tidak semua suara hati yang kritis dimulai pada masa kanak-kanak. Jika kamu menjalin hubungan atau persahabatan dengan seseorang yang terlibat dalam jenis perilaku yang sama, pengalaman tersebut juga dapat menimbulkan suara hati yang negatif.
Hal ini bahkan dapat mencakup hubungan kerja dengan rekan kerja atau supervisor yang cenderung merendahkan atau membuatmu merasa rendah diri. Jenis hubungan apa pun memiliki potensi untuk menetapkan nada negatif dalam pikiran dan menciptakan suara batin negatif yang sulit digoyahkan.
Penindasan atau perundungan
Apakah kamu pernah menjadi korban intimidasi di sekolah, di tempat kerja, atau dalam hubungan lain? Bahkan hubungan sementara dengan orang lain dapat menciptakan kenangan abadi yang memengaruhi konsep diri dan memengaruhi harga dirimu.
Jika kamu memiliki kenangan kilas balik tentang peristiwa yang tampaknya tidak penting terkait dengan pelaku intimidasi dari masa lalu atau masa kini, bisa jadi pengalaman tersebut memiliki efek jangka panjang pada pikiran.
Peristiwa Traumatis
Pernahkah kamu mengalami peristiwa kehidupan yang traumatis seperti kecelakaan mobil, serangan fisik, atau kehilangan yang signifikan? Jika demikian, kehilangan itu mungkin membuatmu bertanya-tanya, “Mengapa saya?” yang dapat berkembang menjadi perasaan malu atau menyesal, terutama jika kamu merasa bersalah.
Konsep Diri Negatif
Apakah kamu memiliki konsep diri yang negatif, citra diri yang buruk, atau harga diri yang rendah? Saat kamu memiliki pikiran untuk membenci diri sendiri, masalah kecil dapat diperbesar menjadi masalah yang jauh lebih besar. Kamu mungkin merasa seolah-olah hal-hal buruk yang terjadi merupakan cerminan dari “keburukan” bawaan kamu sendiri.
Kondisi Kesehatan Jiwa
Perasaan membenci diri sendiri juga bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan mental seperti depresi atau kecemasan. Depresi, misalnya, dapat menyebabkan gejala seperti keputusasaan, rasa bersalah, dan rasa malu, yang dapat membuatmu merasa seolah-olah tidak cukup baik. Sayangnya, sifat depresi juga berarti kamu tidak dapat melihat melalui bias kognitif ini untuk mengakui bahwa depresilah yang membuatmu berpikir seperti ini.
Dampak Kebencian pada Diri Sendiri
Di luar penyebab kebencian pada diri sendiri, penting untuk memahami hasil yang dapat dihasilkan ketika pikiranmu terus memperkuat kebencian diri tersebut. Di bawah ini adalah beberapa dampaknya:
- Kamu mungkin berhenti mencoba melakukan sesuatu karena merasa itu hanya akan berakhir buruk.
- Kamu mungkin terlibat dalam perilaku yang merusak diri sendiri seperti menggunakan zat, makan terlalu banyak, atau mengasingkan diri.
- Kamu mungkin menyabotase upaya diri sendiri atau gagal menjaga diri sendiri.
- Kamu mungkin tanpa sadar memilih orang yang buruk untukmu atau yang akan memanfaatkanmu, seperti teman atau pasangan toksis.
- Kamu mungkin bergumul dengan rasa percaya diri yang rendah dan harga diri yang rendah.
- Kamu mungkin kesulitan membuat keputusan dan merasa seolah-olah membutuhkan orang lain untuk membimbingmu.
- Kamu mungkin memiliki kecenderungan perfeksionis dan berjuang untuk menyelesaikan sesuatu.
- Kamu mungkin terlalu khawatir tentang masalah sehari-hari atau masa depanmu.
- Kamu merasa sulit untuk mempercayai hal-hal baik tentang diri sendiri dan merasa orang lain hanya bersikap baik atau manipulatif ketika mereka memujimu.
- Kamu mungkin tidak dapat mengejar tujuan dan impianmu dan merasa tertahan.
- Kamu mungkin meragukan kemampuan dan apa yang dapat dicapai.
- Kamu mungkin melihat masa depan sangat suram dan tidak memiliki harapan positif.
- Kamu mungkin merasa seolah-olah bukan bagian dari mana pun dan bahwa kamu adalah orang buangan.
Banyak hasil dari kebencian terhadap diri sendiri mirip dengan tanda-tanda kebencian terhadap diri sendiri. Selama kamu tetap berada dalam siklus kebencian diri ini, kamu tidak akan pernah maju. Tetapi dengan bantuan, kamu dapat memutus siklus tersebut.
Bagaimana Memerangi Kebencian Diri
Jika kamu ingin mengatasi kebencian terhadap diri sendiri, ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memutus siklus tersebut. Di atas segalanya, ingatlah bahwa kamu tidak dapat disalahkan atas perasaan itu, tetapi kamu bertanggung jawab mulai hari ini dan seterusnya atas tindakan yang diambil untuk membuat perubahan positif.
Cobalah Membuat Jurnal
Buat jurnal untuk merenungkan hari dan bagaimana perasaanmu tentang apa yang terjadi. Renungkan peristiwa hari itu, periksa situasi yang mungkin memicu emosi tertentu, dan perhatikan akar penyebab dari perasaan membenci diri sendiri.
Saat membuat jurnal setiap hari, cari pola dan arahkan untuk lebih menyadari bagaimana emosimu berubah. Penelitian menunjukkan bahwa tulisan ekspresif seperti jurnal dapat membantu mengurangi tekanan psikologis.
Bicara Kembali ke Kritik Batin Kamu
Ketika mulai menjadi lebih sadar akan emosi dan pemicunya, cobalah untuk mengidentifikasi pemikiran saat menghadapi peristiwa negatif. Ajukan pertanyaan pada diri sendiri tentang apakah pikiran itu realistis, atau apakah kamu terlibat dalam distorsi pikiran.
Cobalah berdiri melawan penindas batin dengan melawan suara hati itu dengan argumen yang berlawanan. Jika merasa sulit untuk membangun suara yang kuat sendiri, bayangkan dirimu berperan sebagai orang yang lebih kuat yang, misalnya membayangkan dirimu seperti teman, orang terkenal, atau pahlawan super, dan membalas suara kritis di kepalamu.
Latih Belas Kasihan Terhadap Diri Sendiri
Alih-alih membenci diri sendiri, berlatihlah menunjukkan kasih sayang pada diri sendiri. Ini berarti melihat situasi dari sudut pandang yang berbeda, melihat hal-hal baik yang telah kamu capai.
Saat bisa lebih ramah pada diri sendiri, kamu akan membuka diri terhadap perasaan yang lebih positif dan suara hati yang positif. Penelitian menunjukkan bahwa terapi yang berfokus pada welas asih dapat meningkatkan harga diri, yang dapat membantu mengurangi kebencian terhadap diri sendiri.
Habiskan Waktu Dengan Orang Positif
Alih-alih bergaul dengan orang yang membuatmu merasa buruk, mulailah bergaul dengan orang yang membuatmu merasa baik. Jika tidak memiliki orang yang positif dalam kehidupan sehari-hari, pertimbangkan untuk bergabung dengan kelompok pendukung.
Temui Terapis
Jika kamu berjuang dengan kesehatan mental, mungkin kamu dapat menerima manfaat dengan menemui terapis. Seorang terapis dapat membantu mengatasi trauma masa lalu dengan lebih cepat dan membimbingmu ke pola berpikir yang lebih bermanfaat.
Jaga dirimu
Alih-alih terlibat dalam perilaku merusak diri sendiri, terlibatlah dalam perawatan diri. Ini berarti menjaga kesehatan fisik dan mental dengan melakukan semua hal yang akan membuatmu merasa baik. Makan makanan sehat, berolahraga teratur, cukup tidur, kurangi media sosial dan waktu di depan layar komputer, HP atau TV, menghabiskan waktu di alam, dan berbicara ramah kepada diri sendiri.
Bergerak Menuju Menjalani Kehidupan yang Kamu Inginkan
Penangkal untuk merasa buruk sepanjang waktu mungkin dengan mulai mengambil langkah-langkah kecil menuju apa yang kamu inginkan dalam hidup. Hal itu mungkin berarti menemukan jalur karir baru, bepergian, keluar dari jerat hutang, mengakhiri hubungan, atau pindah jauh. Tentukan nilai-nilaimu dan kemudian mulailah bertindak sesuai dengan nilai-nilai tersebut. Begitu kamu mulai menyelaraskan dengan nilai-nilaimu, akan lebih mudah untuk merasa percaya diri.