Photo By LightFieldStudios – Envato
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Kita terkadang merasa marah dan itu boleh-boleh saja karena itu adalah bagian dari menjadi manusia. Kemarahan adalah emosi yang normal dan sehat, yang mungkin kamu alami jika merasa terserang, ditipu, frustrasi, diperlakukan tidak adil, dan sebagainya.
Rasa marah belum tentu merupakan emosi yang ‘buruk’; sebenarnya kadang-kadang bisa berguna. Misalnya, merasa marah tentang sesuatu dapat membantumu mengidentifikasi masalah atau hal-hal yang menyakitimu, memotivasi untuk membuat perubahan serta mencapai tujuanmu, atau membantu tetap aman dan mempertahankan diri dalam situasi berbahaya.
Kebanyakan orang akan mengalami kemarahan yang dapat dikendalikan dan tidak berdampak besar pada kehidupan mereka.
Kebanyakan orang akan mengalami kemarahan yang dapat dikendalikan dan tidak berdampak besar pada kehidupan mereka. Mempelajari cara yang sehat untuk mengenali, mengungkapkan, dan mengatasi kemarahan adalah hal yang penting untuk kesehatan mental dan fisik.
Kapan kemarahan menjadi masalah?
Kemarahan hanya menjadi masalah jika tidak terkendali dan merugikanmu atau orang-orang di sekitarmu. Hal ini dapat terjadi ketika:
- Kamu secara teratur mengungkapkan kemarahan melalui perilaku yang tidak membantu atau merusak
- Kemarahanmu memiliki dampak negatif pada kesehatan mental dan fisik secara keseluruhan
- Kemarahan menjadi emosi utama, menghalangi kemampuanmu untuk merasakan emosi lain
- Kamu belum mengembangkan cara yang sehat untuk mengungkapkan kemarahan.
Apa itu perilaku marah yang tidak membantu?
Bagaimana cara berperilaku saat kamu marah tergantung pada seberapa baik kamu dapat mengidentifikasi dan mengatasi perasaanmu, dan bagaimana kamu telah belajar untuk mengekspresikannya.
Tidak semua orang mengekspresikan kemarahan dengan cara yang sama. Misalnya, ada beberapa orang yang mengungkapkan rasa marah dengan perilaku seperti berikut dan cara-cara tersebut sama sekali tidak membantu:
- Agresi dan kekerasan lahiriah: Seperti berteriak, mengumpat, membanting pintu, memukul atau melempar barang, dan melakukan kekerasan fisik atau kasar secara verbal dan mengancam orang lain.
- Agresi ke dalam: Seperti mengatakan pada diri sendiri bahwa kamu membenci diri sendiri, menyangkal kebutuhan dasar diri sendiri (seperti makanan, atau hal-hal yang mungkin membuat bahagia), memisahkan diri dari dunia dan menyakiti diri sendiri.
- Agresi tanpa kekerasan atau pasif: Seperti mengabaikan orang atau menolak untuk berbicara dengan mereka, menolak melakukan tugas, atau dengan sengaja melakukan sesuatu dengan buruk, terlambat atau pada menit terakhir, dan bersikap sarkastik atau cemberut tanpa mengatakan sesuatu yang agresif atau marah secara eksplisit.
Jika kamu mengungkapkan kemarahan melalui agresi dan kekerasan lahiriah, ini bisa sangat menakutkan dan merusak orang-orang di sekitarmu. Hal itu bisa menimbulkan konsekuensi serius: seperti kehilangan teman-teman, atau bahkan pekerjaan, bahkan bisa bermasalah dengan hukum. Dalam hal ini sangat penting untuk mencari pengobatan dan dukungan.
Tetapi bahkan jika kamu tidak pernah terlihat kasar atau agresif terhadap orang lain, dan bahkan tidak pernah meninggikan suara ketika marah, kamu mungkin masih mengenali beberapa perilaku marah ini dan merasa bahwa itu adalah masalah bagimu. Misalnya, mengalihkan amarah ke dalam dan menyakiti diri sendiri atau menolak makanan.
Jadi, yuk waspada jika kemarahan yang kamu rasakan sudah tidak normal dan menggangu kehidupanmu.
Sumber: Anger