Photo By Chalabala – Envato
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Dari semua infeksi HIV baru pada tahun 2021, 27% terjadi di kalangan orang muda, loh. Mengapa sih orang muda berisiko lebih tinggi terhadap HIV?
UNAIDS mendefinisikan kaum muda yaitu mereka yang berusia antara 15-24 tahun. Dalam hal ini, remaja adalah mereka yang berusia 10-19 tahun. Ternyata hanya satu dari tiga remaja yang memiliki pengetahuan yang benar tentang cara mencegah HIV. Persetujuan orang tua untuk kaum muda mengakses layanan kesehatan seksual dan HIV adalah salah satu hambatan terbesar bagi kaum muda untuk melindungi diri mereka dari HIV.
Sebagian remaja belum mengetahui manfaat kondom, di mana mendapatkannya, atau cara menggunakannya dengan benar.
Mengapa orang muda berisiko lebih tinggi terhadap HIV?
1. Kurangnya pendidikan seksualitas bagi remaja
Banyak negara yang tidak memberikan pendidikan seksualitas yang memadai atau sesuai usia mereka di sekolah maupun di luar sekolah. Ini berarti kaum muda lebih cenderung mempercayai mitos dan informasi yang salah tentang seks dan HIV.
2. Persyaratan persetujuan orang tua
Beberapa negara mewajibkan orang di bawah usia tertentu (biasanya 18 tahun) untuk mendapatkan persetujuan orang tua sebelum mereka dapat mengakses layanan kesehatan seksual, kontrasepsi, dan tes HIV. Kaum muda seringkali takut untuk berbicara dengan orang tua mereka tentang hal ini, sehingga mereka tidak dapat mengakses layanan tersebut.
3. Penggunaan kondom yang rendah atau tidak konsisten
Sebagian remaja belum mengetahui manfaat kondom, di mana mendapatkannya, atau cara menggunakannya dengan benar. Orang muda lainnya merasa sulit untuk menegosiasikan penggunaan kondom jika mereka menjalin hubungan dengan pasangan yang lebih tua.
4. Orang muda dari kelompok berisiko tinggi lainnya diabaikan
Kaum muda yang juga merupakan bagian dari kelompok berisiko tinggi lainnya seringkali diabaikan dari layanan yang menargetkan kelompok tersebut. Misalnya, pekerja seks muda atau remaja penasun yang berjuang untuk mengakses layanan yang dirancang untuk kelompok ini. Mereka tak hanya menghadapi perlawanan resmi, hambatan hukum, tapi juga stigma dan diskriminasi tingkat tinggi.
5. Hubungan antargenerasi
Orang muda yang menjalin hubungan dengan orang yang lebih tua lebih mungkin terinfeksi HIV karena kemungkinan besar orang yang lebih tua itu memiliki HIV.
6. Berhubungan seks untuk pertama kalinya di usia muda
Berhubungan seks di usia muda sebelum memperoleh pengetahuan tentang HIV menempatan kaum muda pada posisi yang kurang mengetahui cara melindungi diri dari HIV. Alasan melakukan hubungan seks di usia muda dapat mencakup pernikahan anak, kekerasan atau pemaksaan seksual, dan kurangnya pemberdayaan untuk mengatakan tidak.
Bagaimana layanan HIV dapat memenuhi kebutuhan kaum muda?
Libatkan kaum muda dalam merancang dan memberikan layanan HIV. Dengan cara ini layanan lebih mungkin untuk memenuhi kebutuhan mereka. Misalnya, ruang remaja di klinik HIV membuat layanan menjadi lebih ramah.
Orang muda juga takut akan stigma jika mereka mendatangi layanan HIV. Dengan mengintegrasikan layanan HIV ke dalam layanan lain, kaum muda lebih mungkin hadir. Layanan lain harus mencakup kesehatan seksual dan reproduksi serta perawatan pasca-kekerasan sehingga kaum muda bisa mendapatkan akses PEP, PrEP, dan dukungan emosional.
Kaum muda juga lebih cenderung terbuka kepada kaum muda lain yang seumuran daripada orang dewasa. Pendamping sebaya muda dapat membuat layanan HIV menjadi lebih mudah diakses oleh kaum muda. Jangan lupa sediakan kondom bagi kaum muda di tempat mereka bertemu atau melalui pendamping sebaya di masyarakat.
Permudah transisi ke layanan HIV dewasa. Orang muda dengan HIV yang berusia 18 tahun harus pindah ke klinik dewasa. Mereka lebih cenderung mengalami gangguan dalam pengobatan mereka atau berhenti berobat sama sekali selama masa transisi ini. Pastikan kaum muda didukung selama masa transisi yang meresahkan ini.
Teknologi digital seperti situs web, aplikasi, chatbots, dan layanan perpesanan instan memungkinkan orang muda untuk belajar sendiri dan bertanya tanpa merasa malu untuk berbicara tentang kesehatan seksual di kehidupan nyata. Ini juga merupakan cara bagi kaum muda untuk berbagi informasi yang benar secara digital dengan teman sebayanya.
Tapi banyak juga kaum muda yang tidak mampu atau mengakses teknologi digital, sehingga ruang lain harus digunakan untuk berbagi informasi dengan mereka seperti kampanye media massa, talkshow radio, pertunjukan teater, bincang-bincang komunitas, dan bincang-bincang tokoh lokal atau tokoh agama.
Sumber: HIV and young people