Photo By DragonImages – Envato
Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Infeksi HIV bukan halangan untuk bepergian selama kamu teratur mengunjungi klinik kesehatan, memiliki kondisi kesehatan yang baik, disiplin pengobatan HIV, dan memiliki jumlah CD4 yang stabil. Memang ada beberapa negara yang masih memberlakukan pembatasan perjalanan bagi pelancong yang berstaus HIV-positif. Pembatasan mungkin bergantung pada apakah tujuan perjalanan kamu untuk jangka pendek sebagai turis, atau untuk tinggal atau bekerja di luar negeri. Aturan itu dapat bervariasi dari waktu ke waktu dan tingkat penegakan yang dipraktikkan oleh suatu negara juga dapat berubah.
Sebelum bepergian ke luar negeri, pastikan tidak ada batasan untuk pelancong Orang degan HIV (ODHIV) di negara tujuan kamu. Jika kamu seorang ODHIV dan juga kebetulan dari kelompok gender non tradisional, kamu juga harus tahu bahwa sikap budaya dan undang-undang tentang keberagaman seksualitas sangat bervariasi di seluruh dunia.
Idealnya kamu harus mulai merencanakan perjalanan jauh-jauh hari sebelum tanggal yang diinginkan.
Idealnya kamu harus mulai merencanakan perjalanan jauh-jauh hari sebelum tanggal yang diinginkan. Pertimbangkan semua poin berikut sebelum memesan perjalanan:
Tinjauan Medis
Setidaknya 8 minggu sebelum bepergian, kamu harus meminta pertimbangan dari dokter untuk memastikan kalau kamu memiliki kesehatan yang optimal, atau pengurangan risiko terkait perjalanan, termasuk apakah kamu memerlukan obat pencegahan penyakit seperti malaria dan jenis profilaksis atau obat pencegahan lain yang mungkin diperlukan.
Sebelum bepergian, periksa apakah kamu sudah mendapatkan informasi terbaru tentang semua vaksinasi terkait non-perjalanan yang direkomendasikan, seperti COVID-19, Hepatitis B, flu (influenza), campak/gondok/rubella, dan penyakit pneumokokus.
Oh ya, vaksinasi bukan satu-satunya cara untuk mengurangi risiko penyakit terkait perjalanan, karena ada beberapa vaksin yang tidak dapat diberikan, atau tanggapan terhadap vaksin mungkin jadi berkurang.
Kecelakaan dan Cedera
Pertimbangkan pencegahan kecelakaan. Rencanakan perjalanan dan aktivitas dengan hati-hati; cedera atau kekerasan yang tidak disengaja adalah risiko yang lebih besar selama perjalanan daripada infeksi penyakit untuk semua pelancong.
Berikut beberapa infeksi yang sering dialami pelancong:
Infeksi Gastrointestinal
Lakukan tindakan pencegahan dengan mengonsumsi makanan dan air yang aman karena akan membantu mengurangi risiko infeksi yang dapat dicegah dengan vaksin dan yang tidak dapat dicegah, misalnya hepatitis A, atau infeksi salmonella.
Infeksi Saluran Pernafasan
Jaga kebersihan tangan dengan seksama dan biasakan mengenakan masker medis ketika berada di kerumunan. Hal ini mengurangi risiko kamu terkena infeksi pernapasan, termasuk COVID-19.
Infeksi akibat gigitan serangga
Lakukan tindakan pencegahan untuk menghindari gigitan serangga. Ini adalah cara terbaik untuk mengurangi risiko infeksi akibat gigitan serangga. Vaksin tidak tersedia untuk sebagian besar infeksi ini. Pertimbangkan juga apakah kamu berisiko terkena malaria atau tidak. Kamu tidak berisiko lebih tinggi tertular malaria karena positif HIV, tetapi akibat terinfeksi mungkin bisa lebih parah.
Vaksinasi
Rekomendasi vaksin perjalanan untuk pelancong HIV-positif serupa dengan rekomendasi untuk pelancong HIV-negatif. Namun kamu harus menyadari bahwa:
- Beberapa vaksin mungkin tidak diberikan jika jumlah CD4 kamu rendah, misalnya vaksin demam kuning
- Jika jumlah CD4 rendah, perlindungan dari vaksinasi mungkin berkurang, atau membutuhkan waktu lebih lama untuk berkembang dan mungkin tidak bertahan lama
- Kamu mungkin memerlukan penguat atau booster tambahan
- Vaksinasi tidak menjamin perlindungan sehingga kamu tetap harus mengikuti semua saran tambahan untuk mengurangi risiko infeksi.
Asuransi Perjalanan dan Mengakses Perawatan Medis di Luar Negeri
Cari tahu sebelum bepergian bagaimana mengakses perawatan medis yang andal selama perjalanan, dan pastikan kamu memiliki asuransi perjalanan yang sesuai yang mencakup evakuasi medis dan repatriasi. Kamu harus menyatakan status HIV kepada perusahaan asuransi perjalanan.
Sebagian besar pelancong HIV-positif akan menjalani pengobatan HIV secara teratur, dan mungkin juga menjalani pengobatan yang diresepkan oleh dokter umum. Oleh karena itu
pertimbangkan untuk membawa surat dari spesialis yang menjelaskan kondisi kesehatanmu.
Sumber: HIV Travellers