Penulis: Sinta Tiara Rini
Editor: Andriano Bobby
Di Amerika Serikat (AS), Badan Makanan dan Obat-obatan (FDA) telah menyetujui profilaksis pra-pajanan (PrEP) untuk remaja, ini artinya kamu yang berusia remaja sudah boleh mengonsumsi PrEP.
“Persetujuan PrEP oral untuk remaja merupakan tonggak penting dalam pencegahan HIV untuk remaja,” kata Sybil Hosek dari Rumah Sakit Stroger di Chicago, AS, yang melakukan penelitian PrEP untuk remaja dan dewasa muda. Ini karena tak dipungkiri sudah banyak remaja yang aktif secara seksual sehingga berisiko terinfeksi HIV.
Efek samping PrEP untuk remaja, mirip dengan yang diamati pada orang dewasa yang menggunakan PrEP.
Di Amerika Serikat, orang muda berusia 13 hingga 24 tahun menyumbang 21% dari diagnosis HIV di tahun 2016, dan lebih dari 80% dari kasus ini terjadi di antara LSL dan biseksual berusia muda.
Pada Juli 2012, FDA menyetujui (tenofovir DF/emtricitabine) sebagai PrEP untuk orang berusia 18 tahun ke atas. Obat ini telah lama disetujui untuk pengobatan HIV baik untuk orang dewasa maupun pasien anak, tetapi sampai sekarang indikasi pencegahannya tidak termasuk remaja.
Uji klinis pada orang dewasa telah menunjukkan bahwa, ketika diminum secara konsisten, PrEP mengurangi risiko infeksi HIV untuk lelaki yang berhubungan seks dengan lelaki (LSL) sekitar 90%, dengan tingkat infeksi mendekati nol untuk orang yang memakainya setidaknya empat kali per minggu.
Studi menunjukkan bahwa orang dewasa muda dan remaja juga dapat menggunakan PrEP dengan baik, tetapi mereka mungkin memerlukan pemantauan dan dukungan yang lebih sering.
Efek samping PrEP untuk remaja, mirip dengan yang diamati pada orang dewasa yang menggunakan PrEP. Meskipun umumnya aman dan dapat ditoleransi dengan baik, tenofovir DF terkadang dapat menyebabkan toksisitas ginjal dan pengeroposan tulang. Masalah ginjal jarang terjadi pada orang muda, tetapi keropos tulang bisa menjadi masalah yang lebih besar, terutama pada mereka yang masih dalam masa pertumbuhan.
Remaja yang ingin menggunakan PrEP perlu melakukan tes HIV untuk memastikan mereka belum terinfeksi, serta tes hepatitis B dan fungsi ginjal, karena PrEP tidak boleh digunakan oleh orang dengan masalah ginjal yang sudah ada sebelumnya. Tes HIV kemudian harus diulang setidaknya setiap tiga bulan saat menggunakan PrEP, bersama dengan tes reguler untuk infeksi menular seksual.